Selasa, 01 Juni 2010

BOIKOT Produk AS & ISRAEL

Pernyataan Sikap & Himbauan IRENA CENTER

TRAGEDI KEMANUSIAAN ”FREEDOM FLOTILLA TO GAZA”
Sebuah serangan militer Israel atas misi kemanusiaan untuk Gaza


Saat ini dunia kembali dikejutkan dengan tragedi kemanusiaan terbesar pada abad ini. Pasukan Israel menyerbu dan menyandera kapal berisi 700 lebih relawan yang membawa 10 ribu ton bantuan kemanusiaan menuju Gaza. Tindakan Israel ini telah melanggar semua hukum dan ketentuan Internasional, menginjak-injak nilai kemanusiaan dan sudah tidak bisa dibiarkan. Sudah saatnya muslim bersatu, ambil tindakan konkret, hentikan kebiadaban Israel!

Usai adzan subuh, Senin, 31 Mei 2010. pk.04.30, kapal MAVI MARMARA diserang secara brutal di wilayah perairan internasional oleh militer Israel. Hingga tulisan ini dibuat, dikabarkan 19 orang meninggal dan 50 lebih terluka. Seluruh Armada Freedom Flotilla di tahan oleh Israel di pelabuhan Ashdod. Informasi korban tewas dan terluka sengaja ditutup oleh pihak Israel.

Kapal Mavi Marmara dari Turki adalah salah satu kapal dari Armada Freedom Flotilla. Bersama enam kapal yang lain mengangkut aktivis 50 negara, mengemban sebuah misi kemanusian, membawa 10 ribu ton bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina yang terjepit di jalur Gaza.

Deputi Duta Besar Israel untuk PBB, Daniel Carmon menuduh misi kemanusiaan Freedom Flotilla-Gaza sebagai penebar kebencian dan kekerasan. Bahkan sebagian anggota dituduhnya sebagai teroris. Padahal seluruh anggota rombongan tersebut adalah warga sipil. Ada pemenang Nobel, anggota DPR dari Irlandia dan Jerman, pensiunan diplomat AS, veteran kolonel Angkatan Laut AS, jurnalis, aktivis, penulis, insinyur bangunan. Dan dari Indonesia sebanyak 12 orang yang terdiri dari tiga lembaga swadaya masyarakat yaitu KISPA, MER-C (Medical Emergency Rescue Committee), Sahabat Al-Aqhsa, serta 5 orang wartawan dari Aljazeera Indonesia, TV-One, Hidayatullah.com, dan Majalah Alia.

Penyergapan yang dilakukan oleh militer Israel saat kapal-kapal itu berada kira-kira 65 kilometer dari pelabuhan Gaza, yakni di wilayah perairan internasional. Sehingga tindakan yang dilakukan militer Israel bisa disamakan dengan tindakan para perompak. Tak ada satu pun alasan yang bisa membenarkan aksi agresif Israel itu. Armada kapal itu jelas sedang berada di wilayah perairan internasional. Bahkan, kalaupun mereka sudah masuk wilayah Palestina yang diblokade, tak ada hak apa pun bagi Israel untuk menyentuh mereka.

Serangan terhadap misi kemanusiaan ini setara dengan kejahatan kemanusiaan. Kapal-kapal itu membawa misi pertolongan untuk membantu warga Gaza yang menderita akibat pengepungan Israel. Blokade terhadap Gaza yang dimulai pada tanggal 12 Juni 2007 lalu, diberlakukan bersamaan dengan semakin gencarnya serangan militer Israel terhadap bangsa Palestina yang bertujuan untuk mematikan segala potensi kehidupan di Jalur Gaza. Pada invasi, 27 Desember 2009, tentara Israel telah menewaskan 1.149 warga Palestina. Israel juga tetap membangun 1.600 unit permukiman baru Yahudi di Jarussalem.

Kekejaman Israel terhadap bangsa Palestina, adalah dengan melakukan politik apartheid terhadap rakyat Palestina di Gaza. Ini seperti yang dulu terjadi di Afrika Selatan. Palestina diduduki, dirampas, dan dikolonisasikan oleh para pemukim Israel. Faktanya, pada tahun 1948 wilayah Israel hanya 56 persen dari kawasan yang disebut holy land, yaitu antara Jordania dengan Laut Tengah. Sekarang Israel menguasai 77 persen kawasan tersebut. Ironisnya lagi, warga Palestina hidup dengan kurungan, teror dan hanya mendiami 23 persen dari wilayah akibat dari blokade Israel.

Peringatan Allah

Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu. (QS. AlMaidah 5 : 62)

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. (QS. Al-Maidah 5 : 82)
Kiranya peringatan Allah SWT dalam Al-Quran atas kaum Yahudi sudah jelas. Hal inilah yang harus menjadi panduan kita dalam menyikapi kedzaliman Yahudi, tidak hanya di Palestina namun juga di seluruh dunia.

Makar Yahudi

Perang Dunia I - Yahudi dan Amerika dengan sengaja mengumpankan kapal Lusitania milik Amerika (menewaskan 1200 orang) untuk dihancurkan Jerman sebagai alasan masuk dalam Perang Dunia I. Pihak paling beruntung dalam PD I ini adalah keluarga Yahudi Rockefeller yang mendapatkan keuntungan sebesar 200 juta dollar AS dari hasil pendanaan perang dan penjualan senjata.

Perang Dunia II - Amerika kosongkan Pearl Harbour supaya diserang Jepang dan menggunakannya sebagai alasan masuk dalam Perang Dunia ke II. Tujuan utama dari Perang Dunia ke II adalah menghancurkan nilai mata uang dunia yang kemudian digantikan oleh Dollar sebagai pengendalinya. Dollar dicetak oleh Federal Reserve Bank yang tidak lain dimiliki oleh bankir-bankir Yahudi.

Melalui Prescott Bush (Yahudi) ternyata Amerika mendanai Hitler untuk melakukan drama holocaust Yahudi. Dan hasilnya adalah sebuah opini yang berhasil dikembangkan, bahwa Yahudi adalah bangsa tertindas. Opini ini yang menjadi alasan pendirian negara Israel di tanah Palestina dan seolah menjadi ’pemakluman’ seluruh dunia atas tindakan invasi Israel atas Palestina.

Dari semua data diatas, kiranya cukup menjadi sebuah landasan bagi umat saat ini untuk mengambil sebuah tindakan konkret terhadap kebiadaban Zionis Israel.

Pernyataan Sikap & Himbauan IRENA CENTER


Kami IRENA CENTER merasa penting sekali untuk memberikan pernyataan sikap dan himbauan sebagai berikut:

1. Mengutuk dan mengecam keras serangan biadab Israel terhadap misi kemanusian Freedom Flotilla-Gaza.

2. Mendesak Pemerintah Republik Indonesia up. Mentri Luar Negeri Republik Indonesia, agar melakukan upaya diplomasi kepada seluruh negara terutama OKI & Non-Blok, untuk menggalang kekuatan dunia, guna:

- Menjaga terbukanya gerbang Rafa bagi bantuan kemanusiaan.
- Membuka semua blokade kemanusiaan atas Palestina.
- Mendesak Israel untuk sesegera mungkin melepaskan secara utuh armada Freedom Flotilla dari Israel, tanpa syarat.

3. Mengimbau kepada seluruh umat Islam Indonesia untuk
- Mempererat khuwah Islamiyah, bersatu dan menjauhkan diri dari gejala-gejala atau upaya-upaya adu domba, pecah belah umat.
- Melakukan tindakan konkret, antara lain :
a. Senantiasa memanjatkan doa kepada Allah SWT untuk ketabahan saudara-saudara di Palestina.
b. Melepaskan diri dari ketergantungan terhadap Israel, dengan cara : BOIKOT PRODUK AS & PENDUKUNG ZIONISME ISRAEL.

Persaudaraan dalam Islam memperkuat ikatan antara orang-orang Muslim dan menjadikan mereka satu bangunan yang kokoh. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak menzhalimi atau mencelakakannya. Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya sesame Muslim dengan menghilangkan satu kesusahan darinya, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan di hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang Muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.” (Riwayat Bukhari dari Abdullah bin Umar RA)

Demikianlah pernyataan kami semoga Allah SWT senantiasa merahmati dan melindungi kaum muslimin di mana saja berada. Amiin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh,
Bekasi, 2 Juni 2010

Hj. IRENA HANDONO
083890789123 / 021 88855562

Jumat, 24 Juli 2009

Pahami Dunia Awal Muallaf




Jumat, 24 Juli 2009 pukul 01:37:00
Hj Irena Handono: Pahami Dunia Awal Muallaf

WAWANCARA


Setelah menjadi muallaf beberapa tahun lalu, Hj Irena Handono, semakin aktif dalam bidang dakwah. Tak hanya itu, dia pun tergerak untuk mencurahkan perhatiannya pada pembinaan muallaf.

Hj Irena pun paham betul seluk beluk dalam pembinaan agar hasilnya lebih efektif. Menurutnya, agar pembinaan dapat berjalan dengan baik, para pembina terlebih dulu harus mengenali dengan baik masa lalu atau dunia awal para muallaf.

''Yang paling dibutuhkan untuk pembinaan dan pembelajaran bagi muallaf, kita harus ingat karena berasal dari rumpun yang berbeda, minimal para pembina harus faham tentang dunia mereka yang lama,'' tandas pimpinan Irena Handono Center ini.

Kepada Damanhuri Zuhri dari Republika belum lama ini, Hj Irena memaparkan secara panjang lebar seputar upaya pembinaan muallaf, kondisinya kini, kendala dan bagaimana seharusnya umat memberikan kepedulian. Berikut petikan wawancaranya:


Bisa dijelaskan, langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam rangka membina para muallaf?
Ketika kita berhadapan dengan persoalan muallaf dan kemudian menukik kepada pembinaan muallaf, kita harus faham dulu siapa yang dimaksudkan muallaf ini. Setelah kita faham barulah kita akan mampu melaksanakan suatu pembinaan.
Muallaf adalah mereka yang baru masuk Islam. Dalam arti kata mereka ini orang yang masih mempelajari Islam. Intisarinya, para muallaf berasal dari akidah yang berbeda dengan Islam. Sehingga ketika dia menyatakan diri menjadi Islam dengan ditandai mengucapkan dua kalimat syahadat, itulah awal hidupnya sebagai Islam.
Masalahnya, meniti hidup secara Islami ini yang bagaimana. Karena dia berangkat dari akidah yang bukan Islam, yang berbeda dengan Islam, sementara innaddina indallahil islam, agama yang mendapatkan ridha Allah hanya Islam, maka di sinilah belajar itu diperlukan.

Bagaimana metode balajarnya?
Macam-macam bentuknya. Tetapi yang penting, yang paling dibutuhkan untuk pembinaan atau pembelajaran bagi muallaf, kita harus ingat karena berasal dari rumpun yang berbeda, minimal para pembina ini harus faham tentang dunia mereka yang lama.
Bagi saya ini suatu kemutlakan karena kalau kita tidak mengenal atau tidak mengetahui bagaimana dunia mereka yang lama, maka kita menjadi tidak memahami atau memperlakukan dia sama dengan memperlakukan diri kita sendiri yang memang terlahir sebagai Islam.
Maka akan banyak muncul suatu benturan kecil atau besar yang sering kali karena si muallaf nantinya merasa, ''Saya kok nggak difahami?'' ''Kenapa kok begini?'' ''Kenapa kok begitu?''. Nah ini modal pembinaan, harus mengetahui, harus faham dunia awal si muallaf itu sendiri.

Materi apa yang paling dibutuhkan seorang muallaf?
Kembali lagi, kalau kita berbicara tentang sebuah agama, semua penganut agama di dunia ini menyatakan dirinya sebagai agamanya sebagai agama yang mutlak dan benar-benar dan benar. Kita berbicara dengan orang Kristen. Orang Kristen pun menyatakan seperti itu, juga orang Hindu, Budha dan lainnya.
Artinya, ketika seorang muallaf sudah menetapkan diri dengan keyakinan bahwa Islam agama yang haq, maka dia dibimbing untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Jadi, berarti proses, dan proses ini perlu diperkuat terus. Dikaji sampai benar-benar melekat dan menjadi penghayatan hidupnya.
Misalnya kita kembali pada zaman Rasulullah SAW, jujur saja semua sahabat itu muallaf. Benar nggak? Tapi permasalahannya bagaimana para sahabat Rasulullah SAW mempunyai keimanan yang demikian tegak, tak tergoyahkan seperti sahabat Bilal bin Rabah.
Nah, apa yang Rasulullah SAW tanamkan kepada Bilal dan juga para sahabat? Jawabannya adalah penanaman akidah tauhid. Tauhid itu kalau sudah tertancap luar biasa nggak bisa digoyang apapun.

Dari pengalaman selama ini, bagaimana pembinaan kepada mereka, apakah sudah yang seperti diharapkan seperti yang dilakukan Rasulullah SAW kepada Bilal dan sahabat?
Saya berbicara dalam kaitan optimalisasi. Sesuai dengan tuntutan agama bahwa ayat Allah dan hadis menyatakan bahwa kita harus selalu berevolusi dari hari ke hari. Jadikanlah hari ini lebih baik dari pada kemarin. Kalau saat ini bagaimana pembinaan muallaf, saya yakin bahwa apa yang sudah dilakukan oleh para pembina, tentu itu yang terbaik.
(-)
Index Koran
http://www.republika.co.id/koran/0/64434/Hj_Irena_Handono_Pahami_Dunia_Awal_Muallaf

Rabu, 15 Juli 2009

Pengakuan Imam Safari Dalam Bentuk VCD



(voa-islam.com) - Selasa, 14 Jul 2009
Sekilas sebagai gambaran kepada pembaca voa-islam.com, sosok yang mengaku sebagai Imam Safari ini menyatakan dirinya berasal dari Betawi, berlatar belakang Nahdhatul Ulama (NU), berbicara dengan logat betawi, dan mengenakan sarung dan baju koko pada jumpa pers.Imam mengatakan, di kalangan Kristen ia dikenal sebagai aktivis lintas agama, sehingga ia sangat dekat dengan pimpinan Partai Damai Sejahtera (PDS) Ruyandi Hutasoit Bahkan, ia mengaku pernah menjadi jurkam untuk PDS.

Dalam kesempatan keterangan pers, dan dalam pengakuan yang direkam dalam VCD ini, Imam Safari tak menunjukkan bukti-bukti kongkret, seperti foto, rekaman video dan sebagainya, dengan alasan pertemuannya dengan Irena di Singapura adalah by accident alias tidak sengaja.

Sebelumnya, Diki Candra (Sekjen Arimatea) membawa seorang yang diperkenalkan dan mengaku sebagai Imam Safari, di hadapan pers. Kenapa kami sebut “mengaku sebagai Imam Safari”, karena dalam jumpa pers tersebut, orang yang mengaku bernama Imam Safari tidak menunjukkan identitas dirinya, dengan alasan identitas diri Imam Safari sudah ada di Arimatea dan sudah diperlihatkan di hadapan Habib Rizieq Syihab.

Berikut ini pengakuan Imam Safari, orang yang mengaku melihat Ustadzah Irena Handono di sebuah gereja di Singapura pada 2008 (seperti tertera dalam surat pernyataanya).VCD rekaman pengakuan ini (tanpa diperlihatkan gambar Imam Safari, hanya suara saja) direkam di suatu tempat, dan disaksikan beberapa orang yang terlihat dalam VCD tersebut.

Redaksi voa-islam.com mentranskip pernyataan ini dengan sedikit perubahan susunan kata-kata agar lebih mudah dimengerti pembaca, tanpa merubah substansi dari isi pernyataan Imam Safari.
Berikut transkip pernyataanya:
“Saya waktu itu belum saling mengenal dengan beliau (Irena Handono, red). Kita punya misi sendiri. Namun saat itu, kehebohan yang melanda umat Islam, sudah terperdaya, tertipu, terutama kaum perempuan (dengan keberadaan Irena Handono, red). Sampai akhirnya terjadilah pertemuan yang tak terduga di Singapura. Saya bikin paspor di sana, di Kepulauan Riau, KTP pun di sana, sehingga kalau saya nyebrang dari Batam, kan saya nggak kena fiskal. Saya diundang, kebetulan saya masuk sudah lama di jajaran fungsionaris Kristen, khususnya di Partai Damai Sejahtera, pimpinan Pak Ruyandi Hutasoit. Saya sangat dekat dengan dia. Sampai saya kenal dengan pemimpin-pemimpin (Kristen, red) seperti Nathan Setiabudi, Paul Wijaya dan sebagainya.

Bahkan saya pernah diundang KKR di Jember dan di Probolinggo, yaitu pengobatan massal ala dia (Kristen), namun orang Islam boleh berobat. Ketika baik (sembuh, red), mereka diwawancarai. Tapi wawancaranya itu tidak di-on, tapi di-off. Mereka disetting di atas panggung, sebut nama Tuhan, haleluya. Nanti rekaman mereka ini perjualbelikan di kalangan Nasrani. Sehingga mereka pada bilang, oh banyak umat Islam yang sudah menyebut nama Yesus.

Waktu di Singapura itu saya diundang oleh namanya Mr X (ada kesepakatan antara Pers dengan Imam untuk tidak menyebut nama pendeta yang mengundangnya ke Singapura). Beliau adalah seorang donatur kuat yang membidangi segala yang ada di Indonesia, terutama Pondok Kasih yang ada di Surabaya. Kebetulan oleh yang punya Pondok Kasih ini, saya dianggap anak mereka. Saya masuk lingkungan gereja itu leluasa, saya masuk gereja Bethani, saya masuk gereja yang orang khusus aja yang bisa masuk. Saya juga masuk gereja Gospel yaitu gereja yang khusus pertemuan pengusaha-pengusaha yang menghimpun dana. Mereka menganggap saya Islam yang ke-kristen-kristenan. Saya pelajari Injil, saya pelajari Injil bahasa Arab, saya pelajari Injil bahasa Syiria, milik Maroko dan sebagainya. Ini menjadi senjata saya, untuk sehingga mereka tidak mengetahui keberadaan saya ini apa.

Namun pertemuan yang rupanya Allah ridhai di Singapura itu saya tidak duga. Saya diundang oleh oleh Mr X, saya dijemput, kemudian dibawa ke rumah Ibu Ningsih, ibu Ningsih ini orang Balikpapan yang punya suami orang Singapura. Hari Jumat saya masuk di Singapura, kemudian dipertemukan dengan pendeta-pendeta. Kemudian saya diajak oleh mereka ke suatu tempat. Saya bawa Injil. Di Singapura itu gerejanya berbentuk ruko, tidak seperti di kita. Sehingga saya kira, oh ini bukan gereja, tapi di dalam tetap ada salibnya. Kemudian saya tanya, ini apa mister? Dia jawab ini tempat perjamuan kudus. Oh, berarti ini gereja, kan!.

Begitu saya masuk, ada perempuan besar tinggi dengan pakaian ala biarawati. Begitu ada satu orang yang nyamperin perempuan ini dicolek, lalu nggak disengaja nengoknya ke kita (Imam Safari, red). (Di rekaman VCD pengakuan ini, Diki Candra menyela, kalimat besar tinggi itu jangan sampai imejnya seolah-oleh lebih tinggi. Bilang saja seorang perempuan). Begitu dia nengok, saya kaget, lho ini Irena, oh ini Irena. Karena wajahnya langsung. Karena mata saya masih bagus. (Menurut pengakuan Imam Safari, ia pernah menyampaikan kesaksian ini di hadapan Habib Rizieq Syihab, pimpinan Front Pembela Islam. Dalam pertemuan itu, Habib Rizieq mengajukan berbagai pertanyaan yang intinya, apakah ketika itu Imam dalam keadaan sadar, tidak terganggu penglihatannya, dan sebagainya. Bahkan Habib Rizieq minta Imam Safari mempertimbangkan pernyataan ini, mengingat isu ini sangat sensitif di hadapan umat, red).

Segala macam pertanyaan Habib Rizieq, saya bilang tidak bib, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, dengan keyakinan saya karena Allah. Dan nggak mungkin saya bicara begini (memberikan pernyataan, red) untuk mencari sensasi, capek. Capek dan nggak menghasilkan apa-apa. Saya bilang ke Mr X, siapa itu? Dia bilang itu Ibu Irena. Saya kaget, kok di Singapura dia menggunakan nama Irena. Mungkin anggapan mereka, hanya segelintir orang di Singapura yang tahu soal Irena di Indonesia.

Saya tanya, “Mister, bukannya dia seorang Muslimah?” Kemudian saya ditarik. Artinya saya ditarik sama beliau menjauh, itu sudahlah tidak usah ada pembicaraan, ini di gereja. Ya sudah kita ikut ibadah, nyanyi-nyanyi. Kemudian ceramah, khutbah (Irena Handono, red). Hanya disayangkan saya tidak punya rekaman. Karena apa? karena di Singapura tidak boleh bawa ini (rekaman, red). Jangankan itu, handphone aja harus dititipkan. Ini kan juga tidak terduga, karena kita tidak tahu akan ketemu dia.

Itu terjadi 2008. Saya masuk (Singapura) 28 Februari, keluar tanggal 1 Maret, sekitar tiga hari di sana. Cuma, jangan salah persepsi, oh saya melihat ibu Irena tahun 2007. Ini saya hanya mengaburkan dulu, saya hanya ingin membikin jebakan saja. Kenapa? Orang macam begini (Irena, red) alibinya sangat kuat. Di Singapura, siapapun yang bersalah akan dilindungi, lain di negara kita. Setelah itu saya telepon beliau (Diki Candra, red). Kemudian saya berangkat ke Jakarta, dan bertemu (Diki Candra, red)

Sebelumnya saya belum ngomong soal Irena, tapi beliau (Diki) sedikit mengupas. Dia (Diki) bilang, “iya nih kita lagi mengupas tentang Irena nih.” Kemudian saya buka, dan saya tandatangani di atas materai 6000. Kemudian Habib Rizieq bilang, cabut (pernyataan itu, red). Saya bilang buat apa saya cabut. Saya itu demi Allah, demi Rasulullah, saya siap masuk penjara. Yang terpenting akidah umat Islam terbuka, mengetahui siapa dia (Irena Handono, red). Ini yang terjadi.

Satu contoh, Luthfia Sungkar pernah ceramah di Merak (Banten). Dia (Luthfia) berkata di depan jamaah ibu-ibu, “Ibu-ibu ini sekarang banyak yang ikut-ikutan, ketika ada biarawati jadi ustadzah-ustadzah hebat, ibu-ibu manggil, akhirnya ustadzah yang dari kecil ditinggalin.” Emang hebatnya dimana sih? Kalau ada mualaf masuk Islam tidak diekspos. Tapi ada biarawati masuk, tiba-tiba ngasih ceramah, dieskspos. (Kalau) Saya tidak begitu, saya telusuri dulu, sejauh mana kebenaran dia masuk Islam.

Intinya, saya bertemu di Singapura. Saya beri pernyataan, ustadz tolong jangan diekspose dulu atau dibocorkan, karena investigasi masih berjalan. Nah, ketika beliau (Diki Candra, red) di Australia, saya mulai mendapat teror. Entah dari mana ada yang dapat nomor XL saya. Beliau (Diki Candra) kan tahunya nomor XL saya. Sampai tiap malam teror itu datang dengan bahasa yang macam-macam, sampai akhirnya kartu saya diblokir, hangus.

Saya juga mengkhawatirkan kebocoran ini, karena penyusupan saya akan selesai. Padahal masih ada satu arsip lagi yang saya harus dapatkan untuk saya serahkan ke Ustadz Diki. Ini saya juga minta sama kawan-kawan yang dengar cerita saya apa adanya, mau disumpah muhabalah (Imam menyebut mubahalah dengan muhabalah, red), sumpah dengan bahasa apa kek, mau sumpah pocong kek, sumpah kijang, saya akan laksanain. Namun, kata Habib Rizieq, nanti dulu melakukan sumpah muhabalahnya.

Tetapi kemudian ada keterangan bahwa mereka ingin ishlah. Baik, kata Habib Rizieq, kalau saya jadi Irena, arimatea minta maaf kepada saya, dan saya minta cabut pernyataan Imam. Apakah Imam mau? Saya katakan, saya tidak mau. Kenapa? Karena mata saya melihat dia hadir di Singapura. Buat apa saya mencabut kalau akhirnya umat Islam terperdaya sekian lama. Bukan berarti saya berani-beranian, tidak. Boleh Habib Rizieq mempunyai laskar FPI yang begitu berani, namun toh akhirnya ketuanya masuk penjara. (tertawa).

Ini yang saya lakukan. Memang ada sedikit kekhawatiran dengan peristiwa bocornya ini. Kenapa? Saya khawatir petinggi-petinggi dewan gereja yang sudah sangat saya akrabi, mengetahui. Bahkan saya punya kaset dimana saya bicara, saya khutbah di gereja.
Saya hadir di tempat-tempat natal. Saya hanya ingin membongkar. Apa yang ustadz Diki bongkar dalam kajian-kajian tentang salibis, itu juga saya lakukan. Mungkin ke profesionalan Ustadz Diki luar biasa, kalau saya tidak profesional. Karena saya bergerak menurut hati nurani, menurut keinginan kita membongkar ini semua keadaan.

Saya harus mendapatkan arsip ini. Ketika saya masuk, saya menginap di kantor DPP Partai Damai Sejahtera, saya mendapatkan di ruangnya Ruyandi Hutasoit, saya mendapatkan 10 butir rahasia intelijen-intelijen mereka, bahkan Ruyandi Hutasoit pernah bicara di NTT, Kupang, tepatnya di daerah Manggarai, di hadapan-hadapan biarawati yang sudah lulus. Dia bicara begini, ”jadilah kalian biarawati-biarawati yang lebih terkenal dari biarawati yang sudah terkenal di Indonesia.” Ini acara Oikumene, Ruyandi kan Protestan. Mereka berkumpul. Kemudian saya nalar, siapa yang dimaksud Ruyandi Hutasoit saat itu? Siapa lagi kalau biarawati yang saat ini terkenal di Indonesia.

10 butir-butir yang menjadi misi rahasia mereka, disitu ada bahasa mendirikan media-media center, bagi orang-orang yang sudah dilepas oleh pihak Kristen untuk masuk ke dalam Islam, lalu mereka mendirikan media, seperti Irena kan mendirikan Irena Center. Dengan maksud menghantam perempuan, karena kalangan perempuan kan lemah sekali. Irena Center ini mendoktrin perempuan-perempuan muda kaum Muslimin dengan agama-agama tersebut. Di situ memang tidak disebutkan agama Islam. Jadi doktrin mereka begitu.

Bahkan ada satu kawan yang memiliki bukti yang valid, yang akan saya beberkan. Namun saat ini belum, kita masih terus mengikuti, jangan sampai kita terpancing, jangan sampai bocor.

Jadi ketetapan saya menulis pernyataan di materai 6000 tidak akan saya cabut.” (art/voa-islam.com).
http://www.voa-islam.com/news/indonesia/2009/07/14/283/pengakuan-imam-safari-dalam-bentuk-vcd/

Mubahalah Irena dgn Diki























Ep.7 : PENGUCAPAN TEKS MUBAHALAH

Jumat, 10 Juli 2009

Ishlah Gagal, Irena dan Diki Candra Akhirnya Mubahalah



Kamis, 09 Jul 2009
Bandung--Ribuan jama'ah dan ulama yang hadir di masjid Al Fajr, Jalan Cijagra Bandung menjadi saksi mubahalah Irena Handono dan Diki Candra. Upaya ini ditempuh setelah keduanya tidak mencapai titik temu setelah beberapa kali diupayakan jalan ishlah.

Menjelang sholat dhuhur akhirnya kedua pihak membacakan teks mubahalah yang telah disiapkan FUUI selaku pihak yang memfasilitasi. Diki Candra didampingi istrinya membacakan teks tersebut terlebih dahulu, sementara Irena Handono yang didampingi suami, anak, dan cucunya mendapat giliran selanjutnya.

Sebelumnya Diki Candra meminta kepada KH. Athian Ali dari FUUI selaku fasilitator untuk sedikit meralat isi teksnya.

Inti dari mubahalah ini adalah Diki dan keluarganya, begitupun Irena siap menerima laknat Allah jika berdusta. Irena sendiri tidak mengakui atas fitnah yang di lancarkan Diki, sedang Diki membenarkan dan meyakini apa di laporkan Imam Safari, saksi kunci kasus ini.

Seperti telah diketahui, kasus ini bermula saat orang yang bernama Imam Safari melaporkan kepada Arimatea bahwa pertengahan Setember 2008 lalu dia dikabarkan melihat Irena Handono di sebuah gereja di Singapura berpakaian biarawati dan berkalung salib saat keluar dari gereja. Masalah pun terus berkembang dan tak terselesaiakan hingga saat ini.

Sebelum keduanya membacakan teks mubahalah, KH.Athian Ali membacakan kronologis kejadian dan latar belakang peristiwa ini digelar.

Di akhir pembacaan KH. Athian meminta orang yang bernama Imam Safari untuk maju ke depan. Anehnya, setelah ditunggu dan dipanggil berulang kali, Imam Safari tak muncul juga. Imam Safari sendiri seharusnya merupakan saksi kunci atas kasus ini dan yang harus mempertanggungkan kesaksiannya.

Padahal, seperti pada laporannya kepada pihak Arimatea, Imam Safari mengaku bersedia datang dan mempertanggungjawabakan kepada pihak manapun atas kebenaran laporannya tersebut.

Walaupun Imam Safari tak hadir namun tak mengurungkan niat Irena untuk ber-mubahalah. Dan Diki Candra siap ber-mubahalah. Acara sendiri diakhiri dengan takbir sebanyak 3 kali. Atas peristiwa ini Irena mengaku lega.

"Sekarang saya sudah lega," kata Irena sebelum pamitan. Sementara Diki Candra langsung pulang ke Jakarta.

Sementara saat jumpa pers KH. Athian belum yakin sepenuhnya apakah sosok Imam Safari ini nyata atau fiktif. Walau sebelumnya sosok Imam Safari ini pernah dipertemukan dengan KH. Athian dan pihak FUUI. Namun dalam pertemuan tersebut Imam Safari menyatakan tidak akan datang dalam mubahalah hari ini. Hadir pula Ketua MUI KH.Cholil Ridwan sebagai saksi dari pihak MUI. (dakta)

http://www.voa-islam.com/news/indonesia/2009/07/09/195/ishlah-gagalirena-dan-diki-candra-akhirnya-mubahalah/

Selasa, 07 Juli 2009

Konferensi Pers - KAFALA KOMUNIKA

Para Ulama & Tokoh yg hadir (dari kiri) Ust.Kemal Feisal Ferik - Komunitas Cinta Ilahi, Ust.Tengku Dzulkarnain-Imam Masjid Al-Hakim Menteng, KH.Sulaiman Zachawerus-Garda Umat Islam, Muhammad Ichsan,SH - Pengacara, Tengku Mansur Amin - Suami Hj.Irena H, Hj.Irena Handono, Hj.Nurdiyati Akma-Ketua Muslimah Peduli Umat, KH.Cholil Ridwan-Ketua MUI, Muhammad Dive-Indonesia Commercial Jockey


Hj. Irena dalam Konferensi Pers menjelaskan Mubahalah sebagai salah satu perangkat dalam syariat Islam.


Ketua Tim Advokasi Hj.Irena Handono, Muhammad Ichsan, SH


Beberapa tokoh hadir di acara konferensi pers oleh pihak Irena Handono untuk memberikan kesaksian tentang pribadi Irena yang tidak mungkin seperti yang dituduhkan oleh isu tersebut. Di antara mereka Ningrum Maurice dari Daarut Tauhid.

KAFALA KOMUNIKA memfasilitasi Konferensi Pers ”Mengenal Mubahallah sebagai Perangkat Sumpah Tertingi Dalam Islam" dengan Ibu Eka Shanty sebagai Penyelenggara & Moderator acara.


”Mengenal Mubahalah sebagai Perangkat Sumpah Tertinggi Dalam Islam"

Menyikapi maraknya pemberitaan di dunia maya yang menjurus kepada fitnah yang menimpa sejumlah public figure terutama tokoh agama, sejumlah ulama dan tokoh muslim di Indonesia berkenan menyampaikan sikap demi menenangkan keresahan ummat muslim di Indonesia yang saat ini, sebagiannya juga turut terjebak polemik di berbagai millis dan blog internet, khususnya terkait tuduhan terhadap Ustadzah Irena Handono yang dituduh terlihat memakai simbol suatu agama.

Saat ini isu-isu negatif seputar keagamaan masih sering terjadi di Indonesia. Untuk itu diperlukan sebuah mekanisme pembelajaran mengenai tata cara bersikap agar informasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan tersebut tidak terus menerus bergulir, sehingga pada akhirnya berdampak pada pembunuhan karakter individu yang merugikan nama baik seseorang, keluarga dan kehidupan sosial lainnya.

Untuk itulah KAFALA KOMUNIKA memfasilitasi Konferensi Pers ”Mengenal Mubahalah sebagai Perangkat Sumpah Tertingi Dalam Islam", sebuah studi kasus atas fitnah ustadzah Irena Handono” yang telah diselenggarakan pada Rabu, 1 Juli 2009. Pk 10.00–11.30 Wib. Maroush Restaurant, Crown Plaza Hotel. Semanggi Jakarta.

(Humas IC-Sally)